berkemas lalu kabur….

image

Jadi ingat jaman-jaman Bekasi, yang merupakan tempat tinggal saya dibully di media sosial.

“Ah! Bekasi jalanannya banyak lobang!”

“Ah! Bekasi panas! Deket sama matahari!”

“Ah! Bekasi banyak debu!”

“Ah! Jomblo lu!”

Atas dasar bully-an itulah saya mencoba mencari tahu apa yang menjadi potensi atau daya tarik dari Kota Bekasi. Khususnya untuk pariwisata.

Setelah mencari jawabannya melalui internet, ternyata lumayan banyak tempat wisata di Bekasi. Mulai yang nuansa alam, seperti pantai dan hutan mangrove, taman bunga dan buah pun juga ada.

Berdasarkan ajakan seorang teman yang juga seorang kapiten pejalan, kami berencana untuk mengunjungi sebuah taman lawang wisata yang gak lazim untuk dikunjungi. Taman Lawang. Bukan!

Taman Buaya Indonesia Jaya.

Buaya??!

Iya!

Taman Buaya Indonesia Jaya ini merupakan salah satu tempat penangkaran atau pembesaran buaya tertua yang ada di Indonesia. Dibangun pada tahun 1990, yang fungsi awalnya memang hanya untuk tempat pembudidayaan.
image

Read the rest of this entry »

image

Usia bukan menjadi penghalang untuk seseorang menjadi pejalan.

Hal itu dibuktikan oleh seorang Om Kus, yang saya kenal pada saat mengikuti jalan-jalan ke Halimun yang diadakan oleh Harry.

Kustio. Begitulah namanya. Namun saya memanggilnya Om Kus.

Usianya 62 tahun. Kurang lebih sama dengan usia papa saya.

Yang membuat saya kagum dengan Om Kus adalah semangat serta tenaganya yang super duper kuat dan staminanya yang seperti tiada habisnya. Serius.

Jalan-jalan ke Halimun ini kebanyakan adalah kegiatan alam. Seperti menelusuri sungai, treking di hutan, naik ke canopy trail, basah-basahan di curug, sampai gelap-gelapan di hutan untuk mencari glowing mushroom.

Semuanya itu disikat habis oleh Om Kus.

Main di sungai dan curug yang penuh dengan batu licin, air yang dingin, yang bisa bikin kram kaki, semuanya Om Kus libas!

Treking di hutan yang treknya menanjak dan menurun, Om Kus terabas!

Naik ke jembatan gantung alias canopy trail dengan ketinggian 30 meter di atas tanah dan panjang jembatan 30 meteran juga, semuanya Om Kus goyang!

Gelap-gelapan di dalam hutan, Om Kus nyalain senternya yang bisa di mode disko.

Ternyata Om Kus semasa mudanya memang suka jalan-jalan. Bahkan touring atau motoran jarak jauh pun dilakukannya.

Om Kus setiap paginya selalu sepedahan atau olahraga bersepeda dengan teman-temannya. Mungkin itu yang membuatnya punya stamina dan tenaga yang hebat di usianya.

“Saya kalo jalanannya menanjak, kuat. Kalo turunan, kaki saya gak terlalu kuat.” – Om Kus.

Asal tahu saja. Sebelum mengikuti trip Halimun ini, Om Kus belum lama pulang dari muncak di Gunung Prau, Dieng.

Tetap sehat dan tetap jalan-jalan ya, Om Kus.

Semoga saya bisa menjadi pejalan seperti Om di usia yang tidak muda lagi. Amin.

Gob Bless You 🙂

image

Liburan Idul Adha gini, kayak lumayan males ya kalo harus keluar kota. Entah itu dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Macet? Iya pasti.

Ada satu tempat wisata alam yang berlokasi masih di Jakarta juga. Tepatnya di Jakarta Utara.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk, merupakan tempat wisata yang peruntukan utamanya sebagai taman nasional utk kelestarian tanaman bakau atau mangrove.

Seperti yang kita tahu sedari SD dulu, kalau tanaman bakau atau mangrove ini berfungsi sebagai penahan air laut supaya enggak terlalu cepat sampai ke daratan. Jadi harus kita jaga dan lestarikan habitatnya. Merdeka!

Lokasinya ada di perumahan Pantai Indah Kapuk. Sebenarnya ada 2 lokasi yang dijadikan tempat tumbuh dan berkembangbiaknya tanaman bakau ini. Ada Taman Mangrove Pantai Indah Kapuk, dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Kalo yang pertama itu dikelola oleh swasta/perorangan, sedangkan yang saya kunjungi hari ini, dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta
Read the rest of this entry »

image

Geopark Ciletuh

#Backpackeren – Geopark Ciletuh Sukabumi

Sekilas Geopark Ciletuh

Geopark Ciletuh, merupakan barisan pegunungan bebatuan yang diyakini sudah ada sejak jaman purbakala. Dengan datang ke Geopark Ciletuh, kita akan seperti mundur ke jutaan tahun silam.

Geopark Ciletuh yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat juga memiliki lebih dari 2 curug atau air terjun yang indah dengan air yang segar dan udara yang sejuk. Selain itu Geopark Ciletuh juga mempunyai pantai dengan bentuk tapal kuda yang berbatasan dengan Samudera Hindia.

#Backpackeren mengajak para pejalan untuk menikmati serunya petualangan ke Geopark Ciletuh. Dengan biaya yang terjangkau dan pemandu lokal yang berpengalaman, dijamin akhir pekan para pejalan akan lebih menyenangkan.

Read the rest of this entry »

image

Setelah selesai Jungle Trekking, hal seru selanjutnya yang bisa kamu lakukan di TNG Halimun adalah Canopy Trail.

Canopy Trail ini fungsi utama untuk tempat melakukan penelitian terhadap flora dan fauna yang ada TNG Halimun dari atas hutan. Dari atas sini, terlihat jelas jenis-jenis tumbuhan dan fauna yang ada di TNG Halimun.

image

Selain untuk tempat untuk melakukan penelitian, Canopy Trail ini juga boleh kok dinaiki oleh pengunjung setelah Jungle Trekking.

Read the rest of this entry »

image

Selesai main di sungai, lalu makan siang, kami pun bersiap-siap untuk Jungle Trekking.

Apa itu Jungle Trekking? Yak! Treking di hutan. #horay #anjisgakbantubangetjawabannya

Hutan di TNG Halimun yang akan kami jelajahi ini merupakan hutan yang menjadi habitat Owa Jawa, Lutung dan Elang Jawa. Perlu dicatat, bahwa populasi mereka mulai langka dan berkurang. Selain itu juga hutan ini menjadi tempatnya vegetasi yang berguna untuk makanan Owa Jawa, Lutung dan untuk kelangsungan penduduk sekitar.

Hutan di TNG Halimun ini juga menjadi tempat penelitian dari berbagai lembaga konservasi alam, baik itu yang ada di Eropa ataupun Asia. Canada, Belanda, Prancis, Jerman, Korea, Jepang, China, adalah beberapa negara yang sering melakukan penelitian di TNG Halimun ini.
image

Untuk jungle trekking, akan dipandu oleh seorang Ranger. Yes! Power Ranger yang jumlahnya 5 orang itu loh! Iya! Yang pemimpinnya bernama Zordon!

Read the rest of this entry »

image

Gerbang TNG Halimun

Akhirnyaaaaa! Jadi juga ikutan ngetrip ke Taman Nasional Gunung Halimun, yang diadakan oleh Harry. Dengan diimingi uang dua ribuan akan melihat glowing mushroom dan jembatan gantung, gue hayolah kita lesgoh!

Berkumpul jam 11 malam di Plaza Semanggi, menjadi titik awal perjalanan kali ini. Berkenalan dengan temen-temen tapi mesra baru yang juga ikutan. #ealaah

Ada Harry, Hardi, Paul, Takoda, Aria, Lintang, Cindy, Om Kus, Bebi, Adi, dan Irene. Kami berangkat dengan menggunakan mobil elf dengan driver dan guide kami, mas Umroh.

Perjalanan menuju ke TNG Halimun memakan waktu kurang lebih sekitar 6 jam. Keluar di tol Sentul City, lalu masuk tol lagi di Sentul Barat. Lalu ambil arah ke Leuwiliang, lalu…gue ketiduran. Gak tau lagi lewat mana. Gunain aja GPS yes. Laf!

Sesampainya di TNG Halimun, tepat saat matahari mulai terbit dari balik hutan yang mengelilingi perkebunan teh Nirmala. Udaranya? Dingin. #yaiyahnyetah

image

Read the rest of this entry »

image

Untuk kesekian kalinya saya kembali ke kota ini. Kota yang terkenal akan gudeg dan juga batiknya, dan juga terkenal akan budayanya yang selalu bikin kangen, bagi siapapun yang untuk pertama kalinya berkunjung ke Jogjakarta.

Trip saya kali ini bersama dengan pacar dan juga om-om senang kakak-kakak belia yang juga suka jalan-jalan. Pacar saya, Candy (@justgads), yang aseli orang Jogja. Bertugas sebagai pemandu alias penunjuk arah. Kakak pertama ada Kak Hardi (@culinarymaniac), yang jomblo berkualitas, suka jalan-jalan sendirian, dan juga suka kulineran. Kemudian ada juga kakak kedua, kak Harry (harry_mdj). Pria mapan yang single, mencari dambaan hati yang mungkin sudah jadi ampela. Beliau ini dikisahkan sudah 8 tahun…DELAPAN TAHUN, KIKI! *suara mamanya Kiki Fatmala* berpisah dengan Jogja, dan tripnya kali ini dalam rangka kangen. Lalu ada saya…ya..pemuda biasa saja yang kata orang sih mirip Tom…yam. Bertugas sebagai driver.
Read the rest of this entry »

Kalo budget untuk jalan-jalan terbatas alias enggak bawa uang terlalu banyak, selain udah menghemat untuk transportasi dan juga biaya makan serta beli oleh-oleh, hal berikutnya yang harus dihemat adalah penginapan.

Kalo dulu pejalan mungkin mengenal yang namanya Motel alias Motor Hotel, kemudian ada yang namanya Losmen, kemudian menanjak ada Hotel.

Nah untuk yang berkantong cekak alias terbatas, bisa memilih Hostel sebagai alternatif tempat bermalam.

Sebagian pejalan mungkin enggak terlalu banyak menghabiskan waktu di penginapan. Selain rugi waktu jalan-jalannya, juga penginapan hanya tempat untuk numpang tidur sekitar 6-7 jam, numpang mandi yang cuma sekitar 20 menit, dan tempat untuk numpang sarapan yang memakan waktu cuma 10 menit.
Read the rest of this entry »

image

Museum Ullen Sentalu, menjadi destinasi utama kami. Kenapa? Karena Ullen Sentalu punya koleksi tentang seni dan kebudayaan Jawa yang komplit. Dan juga kami penasaran, dari cerita-cerita pejalan yang udah pernah berkunjung ke sana.

Selesai sarapan, perut kenyang tapi muka masi kucel karena belom mandi, kami berempat menuju ke Museum Ullen Sentalu yang berada di Kaliurang.

Perjalanan sekitar 30 menit kami tempuh dengan menyusun itinerary dadakan selanjutnya selama kami berlibur di Jogjakarta.

Sempet salah arah alias kebablasan jalannya, kami putar balik dan menemukan jalan seukuran bus yang menjadi jalan masuk ke area Ullen Sentalu.

Read the rest of this entry »